Perilaku Seksual Remaja di Indonesia

Jakarta, Perilaku kaum remaja saat ini memang sudah berbeda dengan pergaulan remaja beberapa tahun lalu. Data survei mengenai perilaku seksual remaja juga hasilnya cukup mencengangkan.

"Salah satu kunci dari penanganan masalah perilaku remaja adalah dengan mendekati pergaulan teman sebayanya (peer group). Karena kunci utamanya adalah di peer group itu," ujar DR Dr Tb Rachmat Sentika, SpA, MARS dalam acara konferensi pers Gerakan Nasional Kesehatan Ibu dan Anak menuju Pencapaian MDGs 2015, di Hotel Milenium, Jakarta, Rabu (23/6/2010).

Dr Rachmat menuturkan berdasarkan survei terhadap kesehatan reproduksi remaja yang dilakukan pada tahun 2007 remaja usia 15-19 tahun baik putra maupun putri tidak sedikit yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Data terhadap 10.833 remaja laki-laki berusia 15-19 tahun didapatkan:

  1. Sekitar 72 persen sudah berpacaran
  2. Sekitar 92 persen sudah pernah berciuman
  3. Sekitar 62 persen sudah pernah meraba-raba pasangan
  4. Sekitar 10,2 persen sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Sedangkan hasil survei dari 9.344 remaja putri yang berusia 15-19 tahun didapatkan data:

  1. Sekitar 77 persen sudah berpacaran
  2. Sekitar 92 persen sudah pernah berciuman
  3. Sekitar 62 persen sudah pernah meraba-raba pasangan
  4. Sekitar 6,3 persen sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Dokter yang juga tergabung dalam Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak ini menuturkan ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi masalah perilaku remaja ini, yaitu:

  1. Mendekati peer group dari remaja itu sendiri.
  2. Membatasi peredaran pornografi dan juga pornoaksi.
  3. Meningkatkan komunikasi antara orangtua dengan anak.

Masa-masa remaja biasanya ditandai dengan adanya proses pubertas. Pubertas yang dialami oleh remaja ini akan membawa perubahan fisik dan emosi yang cukup dramatis, yang mungkin saja menakutkan bagi anak-anak yang belum siap.

Selain itu pada masa-masa ini, biasanya ditandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi dari para remaja dan cenderung kaum remaja lebih mempercayai peer group dibandingkan dengan orangtuanya.

Pastikan remaja tahu pada siapa ia harus membicarakan suatu hal yang memalukan atau membutuhkan bantuan dari orang dewasa. Karena itu jika hubungan dan komunikasi antara orangtua dan anak terjalin dengan baik, maka perilaku seksual remaja yang menyimpang bisa dihindari.
ver/ir)
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Blog Archive